About Me

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Asix adalah sebuah kata yang berasal dari dua suku kata A dan six (enam). kalau digabung akan membentuk nama belakang saya yaitu anam. Sedangkan poel sebutan nama depan saya yang berasal dari saiful. karena lidah orang maduralah nama yang berarti pedang itu menjadi poel. tanggal lahir saya sama dengan tangal lahir bungkarno, tapi masih harus ditambah 24 hari lagi. Kalau tahun kelahiran waktu itu sedang bloming-blomingnya revolusi biru. atau masa dimana para petambak tergila-gila sama udang windu. Persisnya tahun kelahiran saya 1986.

Kamis, 20 Agustus 2009

Rawon Gentong, Metamoforsis Rawon Bakar






Probolinggo – Siapa yang tidak kenal kuliner rawon? Semua orang khususnya masyarakat Jawa Timur pasti mengenal masakan seperti sup cincang daging itu,. Pasalnya, rawon merupakan salah satu masakan khas Jawa Timur. Surabaya dikenal dengan rawon setannya, bagaimana dengan Probolinggo?
Jika anda penggemar rawon Probolinggo, sekitar dua tahun lalu mungkin anda pernah mendengar rawon bakar. Rawon tersebut tersaji di Warung Stasiun milik Maria Denca. Warung yang berada di Stasiun Probolinggo itu tidak hanya menyajikan rawon bakar, Soto kapal selamnya juga menjadi incaran penggemar kuliner. Sayangnya kini warung tersebut telah tutup karena kontrak lahannya habis.
Namun jangan kecewa lebih dulu, Maria bukanlah tipe orang yang mudah putus asa. Berbekal kemahiran bisnis dan pengalaman kulinernya, pemilik warung tersebut berhsil menciptakan warung baru dengan masakan baru pula. Warung Sari Kalbu Ibu Maria, begitulah papan nama yang terpampang di depan warung tersebut.
Sebenarnya warung tersebut tidal layak disebut baru lagi, karena sudah berdiri hampir dua tahun di Jalan K H Mansyur, tepatnya di utara alun-alun timur stasiun (pertigaan ketimur sedikit, dekat dengan toko makanan khas Probolinggo). Pelanggannyapun selalu setia berkunjung. Mungkin anda yang belum pernah berkunjung akan penasaran dengan masakan apa lagi yang diciptakan koki perempuan 27 tahun itu.
’’Kami disini juga ngontrak, karena itu kami ciptakan masakan yang tidak ribet, kalau rawon bakar atau soto kapal selam itu perlu dapur khusus, sedangkan ditempat ni tidak memungkinkan,” jelas Maria. Menu unggulan Warung Sari Kalbu itu adalah rawon gentong dengan sajian diatas piring yang dilapisi daun pisang. Dua menu lainnya adalah pecel jamur dan rames krikil.
Rawon biasanya dimasak dalam suatu kuali atau panic berukuran besar. Disinilah yang membedakan citarasanya, ’’Rawon yang dimasak dalam gentong (seperti kuali namun terbuat dari tanah liat) akan semakin sedap, apalagi pemanasanya menggunakan arang,” ujar perempuan bertubuh langsing itu.
Penyajian dengan daun pisangpun tidak asal-asalan, semua itu demi kualitas rasa. Jadi tak ayal jika pelanggan-pelanggannya tidak hanya dari kalangan bawah. Bahkan warung tersebut menjadi langganan ibu Wali Kota Probolinggo bersama teman-temanya setelah selesai olahraga bersepeda. Harganyapun tidak tidak membuat kantong bolong, cukup Rp 5000.
Karena itu tidak jarang juga banyak pelanggan yang berasal dari luar Kota harus kecewa karena kehabisan rawon. ’’Yah pernah ada yang dari kraksaan bilang, saya jauh-jauh kesini untuk menikmati rawonnya bu,” Maria menirukan pelanggannya. Tak jarang pula mobil-mobil berplat L atau B memenuhi halaman parker warung itu.
Pecel jamurnyapun tak mau kalah. ’’Sayurpecel yang sudah biasa saya ganti dengan jamur, awalnya se coba-coba ternyata banyak pelangganya,” kenang Maria. Jamur tiram yang bercampur bumbu pecel mempunyai citarasa berbeda ketika bertemu lidah dan gigi. Rasa kenyal jamur seakan menambah nafsu makan saja. Untuk yang satu ini cukup anda membayar Rp 5000 setelah makan.
Yang lebih membuat anda penasaran pasti rames kerikil. Masak rames dikasih kerikil, pasti itu yang terbesit dipikiran anda. Jika anda berpikir seperti itu tebakan anda salah total, karena kerikilnya adalah taburan kacang goring. ’’Disebut kerikil biar keliatan aneh saja,” kata Maria. Untuk menikmati ini anda harus membayar berbeda dengan menu lainnya, yaitu Rp 6000.
Baik pecel maupun rames semuanya tersaji diatas piring yang terbuat dari anyaman lidi. Dan tidak lupa pula lapisan daun pisang. Untuk menambah kenyamanan anda bahwa anda berada diwarung yang unik, terpampabg pula mainan tungku beserta gentong dan wajan yang terbuat dari tanah liat. Tempat itu digunakan untuk tusuk gigi. Ada lagi yang membuat anda penasaran, langsung saja mampir di Warung Bu Maria. Dan jika anda punya hajatan, Maria juga menyediakan pemasanan. Tapi anda harus menahan dulu rasa penasaran anda, pasalnya Warung tersebut tutup selama Ramadhan dan kemebali buka dua hari setelah HAri Raya Idul Fitri.
Oh ya ada yang hampir terlupakan. Walaupun warung ini nampak sederhana, pelayanannya bak restoran ternama. Tempatnya bersih, pelayanannya berseragam, dan semua sajian ditata sendiri oleh Maria, jadi walaupun juragan dia tidak nampak seperti Big Bos. (Anam)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

biar lebih asix dikomentari ya..dan jangan lupa follow ya...