tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…
Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure wus sumilir. Bangunlah, bangunlah, tanamannya telah bersemi
makna: Wahai kalian, bangunlah dari tidur dan mimpimu, sebab tunas-tunasmu , “tanaman”nya telah bersemi
Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar, Bagaikan warna hijau yang menyejukkan, bagaikan sepasang pengantin baru
maksudnya, Hijau adalah warna kejayaan Islam, dan agama Islam disini digambarkan seperti pengantin baru yang menarik hati siapapun yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya.
Cah angon, cah angon, penek(e)na blimbing kuwi, Anak gembala, anak gembala, tolong panjatkan pohon belimbing itu.
kandungannya: Yang disebut anak gembala disini adalah diri kita, menggembala nafsu kita . Dan belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol dari lima rukun islam dan sholat lima waktu. Jadi kita diperintahkan untuk memberi menjalankan ajaran Islam secara benar.
Lunyu-lunyu penek(e)na kanggo mbasuh dodot (s)ira, Meski licin, tetaplah memanjatnya, untuk mencuci kain dodot mu.
uraian: Dodot adalah sejenis kain kebesaran orang Jawa yang hanya digunakan pada upacara-upacara atau saat-saat penting. Dan buah belimbing pada jaman dahulu, karena kandungan asamnya sering digunakan sebagai pencuci kain, terutama untuk merawat kain batik supaya tetap awet. Orang Islam tetap berusaha menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu walaupun banyak rintangannya (licin jalannya). Semuanya itu diperlukan untuk menjaga kehidupan beragama mereka. Karena, Islam itu seperti pakaian bagi jiwanya. Dan bukan sembarang pakaian biasa.
Dodot (s)ira, dodot (s)ira kumitir bedah ing pingggir, Kain dodotmu, kain dodotmu, telah rusak dan robek.
penjelasan, Saat itu kemerosotan moral telah menyebabkan banyak orang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga kehidupan beragama mereka digambarkan seperti pakaian yang telah rusak dan robek. Pakaian peradaban itu….perbaikilah, anyamlah, muliakanlah dan tutupkan aibnya
Dondomono, jlumatono, kanggo sebo mengko sore, Jahitlah, perbaikilah untuk menghadap (Gustimu) pada hari tuamu.
maksudnya, Sebo artinya menghadap orang yang berkuasa (raja/gusti). maka memperbaiki ibadahmu untuk bekal ketika nanti menghadap Gusti Allah.
Mumpung gedhe rembulane, mumpun jembar kalangane, Selagi rembulan masih purnama, selagi tempat masih luas dan lapang
kandungannya, Selagi masih banyak waktu, masih muda, selagi masih banyak kesempatan, dan masih punya kekuatan. Jangan menunggu untuk menjadi tua
Ya surak o, surak hiyo, Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA
Disaatnya nanti datang panggilan dari Yang Maha Kuasa, kita sambut dengan gembira.
Kesimpulan:
Tembang Ilir-ilir mengajak kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt, hendaknya di mulai ketika usia masih muda, selagi masih lebih banyak tenaga, waktu, dan kesempatan. Agar ketika umur kita tinggal sejengkal kita sudah siap untuk menghadapNya.
Sebenarnya Ilir-ilir ditujukan untuk mengajak kita bermakrifat kepada Allah swt, untuk merintisnya haruslah dimulai ketika usia masih muda, karena perjalanan menuju Makrifatullah adalah sangat panjang dan berliku, di awali dengan menata dan mempersiapkan diri, untuk menerima Cahaya Nya. lir-ilir
dikutip dari http://walijo.com/ilir-ilir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
biar lebih asix dikomentari ya..dan jangan lupa follow ya...