Hewan kelinci menjadi salah satu hewan yang dapat dikembangkan di masyarakat sebagai ternak potong, selain mudah dan tidak terlalu mengeluarkan dana besar, juga menguntungkan.
"Penerapan kelinci sebagai ternak potong terus dilakukakan di masyarakat khususnya kelompok ternak di Lampung Barat," kata Kabid Produksi Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Barat, Abrar, di Liwa, Lampung Barat, Minggu (2/8).
Dia menjelaskan, perbedaan dalam berternak kelinci dengan hewan lain diantaranya, mudah dalam perawatan, murah, dan kelinci mampu berkembang biak sangat pesat, jadi dilihat nilai ekonomisnya, berternak kelinci sangat menguntukan tanpa resiko yang besar.
Dia menjelaskan, kelinci ternak belum sepenuhnya digalakkan di Kabupaten Lampung Barat, baru beberapa masyarakat saja yang menernakan untuk jenis kelinci potong itu.
"Jujur, sebenarnya kami ingin sekali menggalakan ternak ini lebih luas, namun kendala yang dihadapi adalah dana pembinaan. Tetapi upaya untuk mendapatkan anggaran terus dilakukan dengan mengajukan pada Pemkab setempat," katanya.
Pembudidayaan ternak kelinci di Lampung Barat kini masih belum maksimal, akan tetapi kami tidak berhenti untuk memberikan informasi kepada masyarakat akan beternak kelinci yang baik dan benar, sehingga hasil ternak yang di dapatkan dapat maksimal dan memenuhi standar pasar.
Harga kelinci siap potong di pasaran setempat kini mencapai Rp 40.000 untuk ukuran sedang, dan Rp 50.000 untuk ukuran besar.
"Harga kelinci potong juga akan mengalami kenaikan, biasanya disebabkan berkurangnya kelinci potong, dengan kata lain masih belum layak potong," katanya.
Abrar menambahkan, ke depan Dinas Peternakan tetap berupaya menggalakkan peternakan kelinci, dengan cara memberikan pemahaman terhadap Pemkab dan masyarakat Lampung Barat akan budidaya kelinci yang ekonomis dan menguntungkan.
"Saya mengharapkan agar Pemkab dapat memberikan bantuan untuk menggalakkan peternakan kelinci, dan optimistis bila ini digalakakan di masyarakat maka ini akan membantu perekonomian masyarakat," katanya pula.
Sementara itu, daging kelinci di Lampung Barat, telah banyak yang diolah sebagai makanan lauk seperti sate, gulai kelinci, dan pedagang juga sudah merasakan keuntungang pun lumayan.
Rata-rata setiap ekor kelinci mampu menghasilkan 100 tusuk sate, dengan harga setiap porsinya Rp 15.000.
Seperti pedagang sate di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Supiyanto, mengatakan, hasil dari menjual sate kelinci cukup lumayan, bahkan tidak kalah dengan sate ayam atau kambing.
Dia menjelaskan, rata-rata satu ekor kelinci potong mampu menghasilkan keuntungan mencapai Rp 60.000.
Kendala yang dihadapi saat ini yakni pasokan kelinci, karena terkadang sulit mendapatkan kelinci potong, kalaupun ada itupun berasal dari luar daerah dengan harga yang tinggi, mencapai Rp 70.000/ekor.
Karena itu dia mengharapkan, agar Pemkab setempat dapat menggalakkan peternakan kelinci, agar stok kelinci potong dapat cukupi kebutuhan pedagang, juga dapat menanbah cita rasa kuliner di Lampung Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
biar lebih asix dikomentari ya..dan jangan lupa follow ya...