About Me

Foto saya
Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia
Asix adalah sebuah kata yang berasal dari dua suku kata A dan six (enam). kalau digabung akan membentuk nama belakang saya yaitu anam. Sedangkan poel sebutan nama depan saya yang berasal dari saiful. karena lidah orang maduralah nama yang berarti pedang itu menjadi poel. tanggal lahir saya sama dengan tangal lahir bungkarno, tapi masih harus ditambah 24 hari lagi. Kalau tahun kelahiran waktu itu sedang bloming-blomingnya revolusi biru. atau masa dimana para petambak tergila-gila sama udang windu. Persisnya tahun kelahiran saya 1986.

Jumat, 09 Oktober 2009

Aku Bisa Walau Tak Sekolah

Kampung nelayan di Kota Probolinggo tidak hanya di Mayagan. Kelurahan Ketapang juga terdapat kampung nelayan, bedanya ukuran perahu nelayan ketapang lebih kecil. Walaupun disebut kampung nelayan, jumlah warga yang berprofesi sebagai petani juga tidak sedikit. SDA ketapang memang bisa dibilang patut disyukuri. Selain laut yang terhampar, Sawah-sawah juga terlihat menghijau. Tak sedikit sawah yang berbatasan langsung dengan laut, untungnya mangrove di pantai Ketapang cukup lebat. Sedikit banyak membantu petani menahan ombak yang akan menerpa sawah.

Kelimpahan SDA ternyata tidak sejajar dengan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sebagian masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan bahkan sekedar untuk makanpun tidak ada. ''Dari kekurangan itulah kami mencoba untuk makan apa yang ada," ucap Asmi, warga setempat. Hasilnya dari mencoba memakan apa yang ada kini nama Asmi banyak dikenal khususnya pemerhati perikanan.

Kenapa bisa seperti itu?jadi begini ceritanya (wuik..kayak mau nyeritain misteri jumat kliwon ja,heee...). Sewaktu masih kecil, Asmi memang tidak disekolahkan oleh orang tuanya, tugasnya adalah membantu orang tua menjadi buruh tani. "Waktu itu panen padi masih 7 bulan, sekarang 3 bulan sudah panen," kata Asmi. Selama menunggu panen, keluarganya selalu bingung apa yang harus dimakan. Kebetulan barang gratis di Laut yang paling mudah didapat adalah mangrove, Keluarganyapun menjadikan daunnya sebagai lalapan. ''Daun api-api (avicenia)," terang perempuan 48 tahun itu.

Seiring berjalannya waktu diapun mencoba buahnya. ''Tak coba rebus, terus saya makan, dalam hati kalau pun beracun biar saya yang mati," terangnya dalam logat khas madura seraya tertawa. Ternyata buah avicenia yang direbusnya terasa pahit tapi tidak beracun. Asmipun tak mau menyerah begitu saja (sebenarnya keadaan yang memaksanya terus berusaha,heee). Percobaan selanjutnya buah yang telah direbus dia rendam selama 3-5 hari dengan mengganti air 2x sehari. ''Ternyata enak." tegasnya.

Idepun terus muncul hingga dijadikannya buah tersebut menjadi tepung dan beraneka masakan dan jajajnan. Atas ide kreatifnya itu, Asmi telah mengikuti berbagai pameran dengan dukungan pemerintah. ''Yah saya jalan-jalan ke Jakarta dan pernah kedatangan tamu dari jepang," ucapnya berbinar-binar.(anam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

biar lebih asix dikomentari ya..dan jangan lupa follow ya...